Wanita Dibalik Penawaran Umum Perdana Bumi Mineral Resources
Ia menjadi satu-satunya wanita di tengah kaum adam yang mendominasi direksi PT Bumi Mineral Resources (BMRS). Namun, sifat yang humble dan murah senyum, membuatnya menjadi incaran pencari berita.
Sosok bernama lengkap Yuanita Rohali ini terlihat begitu mencolok karena menjadi satu-satunya kaum hawa yang duduk di atas mimbar pada Due Diligence Meeting & Expose Penawaran Umum Perdana Saham (IPO) PT Bumi Mineral Resources (BMRS), Senin (8/11), Jakarta.
Dengan tutur katanya yang lembut dan penuh ketegasan, ia pun sabar meladeni pertanyaan-pertanyaan yang ditujukan padanya seputar IPO BMRS. Alumni SMA 78 Kemanggisan ini memang menjadi salah satu tokoh kunci di balik berdirinya perusahaan milik Grup Bakrie yang bergerak di industri mineral tersebut.
Di sini, ia dipercaya menjadi Direktur Keuangan (CFO) pada perusahaan yang sebentar lagi akan listing dengan harga perdana di level Rp625-635 per lembar saham. Tugas berat dan melelahkan sudah tentu akan dihadapinya mengingat tanggung jawabnya yang besar dalam perusahaan.
"Dalam waktu dekat, saya dan tim akan roadshow ke beberapa negara di Asia dan Eropa selama IPO BMRS, semoga dana yang diperoleh sesuai dengan target yang telah kami tetapkan," terangnya.
Karir cemerlangnya saat ini di bidang keuangan, bukanlah cita-citanya. Karena, sedari kecil, Nita biasa ia dipanggil, ingin menjadi dokter. Namun kegagalannya diterima di jurusan kedokteran dan PMDK (Penelusuran Minat dan Kemampuan) ITB, membuat Nita banting setir mengambil jurusan Ilmu Komputer di Universitas Indonesia (UI).
Berkat didikan disiplin kedua orang tuanya yang sangat memperhatikan pendidikan anak-anaknya, Nita berhasil meraih predikat lulusan terbaik kedua pada 1991. Ia pun menjajaki karir pertamanya di PT Gajah Tunggal, sebagai salah satu karyawan di bagian IT.
Namun, bekal pendidikan sarjana tampaknya tidak cukup. Setelah 9 bulan bekerja, Nita melanjutkan S2 Manajemen Internasional, Universitas Indonesia. Keinginannya untuk melanjutkan studi ke luar negeri terpaksa harus dipendam karena faktor biaya.
Tapi, tak lama setelah ia merampungkan gelar master pada September 1992, keinginannya untuk melanjutkan S2 di luar negeri menjadi kenyataan. Nita berhasil meraih beasiswa ke Australia dari sebuah Institusi.
Ia pun menyeberang ke negeri kangguru hingga pada Desember 1994 menyabet gelar Master of Commerce in Advance Finance dari University of South Wales, Sidney, Australia.
Karirnya pun dijajaki lagi. Berbekal pendidikan di bidang keuangan, Nita menjajal di Bank Credit Lyonnais Indonesia sebagai corporate banking officer. Namun, cobaan menghampirinya. Nita pada Maret 2002 harus berhenti bekerja, setelah banknya terpaksa harus ditutup oleh kantor pusat di luar negeri.
Nasib baik pun menghampirinya. Nita mendapatkan tawaran dari salah seorang teman semasa sekolahnya untuk bergabung di grup Bakrie. Tertarik dengan tawaran tersebut, Nita pun langsung menerimanya dan mulai kembali merintis karir.
Semangat dan kerja kerasnya pun berbuah manis. Karir ibu tiga anak ini semakin menanjak, dengan dipercayanya ia sebagai Direktur Keuangan PT Bakrie and Brothers sejak Juni 2004. Ia pun juga menangani beberapa anak perusahaan milik salah satu orang terkaya di Indonesia tersebut. (inc)
Sumber
0 Response to "Wanita Dibalik Penawaran Umum Perdana Bumi Mineral Resources"
Posting Komentar